Search This Blog

Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Yang wajib kalian Baca

tak di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai X ini, kesimpulannya kita wajib belajar Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita butuh kemampuan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, {untuk mempunyai kemampuan menyampaikan keinginan kita kepada orang lain dengan bagus dan benar, kita wajib mengetahui Tutorial berkomunikasi. supaya Bisa berkomunikasi, kita wajib Bisa membaca dan menulis.|untuk mempunyai kemampuan di keahlian tertentu yang kita inginkan, maka kita wajib mengikuti pelatihan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai X, Saat ini, Bisa disimpulkan bahwa hanya dengan belajar kita Bisa menanggulangi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita belajar, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum ahli di hal tertentu, supaya kita Bisa menyelesaikan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan membuat kita semakin berisi.

Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi Kemerdekaan


Detik-detik menjelang diproklamasikan kemerdekaa Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945, banyak terjadi beberapa peristiwa yang sangat penting :


1. Pemanggilan Tokoh Indonesia ke Dalat, Vietnam.


Tanggal 9 Agustus 1945,Marsekal Terauchi, Panglima besar tentara Jepang di Asia Tenggara memanggil Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan Dr. Radjiman Wedyodiningrat kemarkasnya di Dalat (Saigon). Ia setelah itu menyampaikan keputusan pemerintah Jepang untuk membagikan kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan ini dilatar belakangi keinginan menarik dukungan dan simpati lebih banyak dari bangsa Indonesia yang saat itu tentara Jepang semakin terdesak oleh sekutu.Sebenarnya,
pertemuan di Dalat tersebut merupakan momentum penting untuk bangsa
Indonesia. Akan akan tetapi, peristiwa ini merupakan pemicu dari terjadinya perbedaan pendapat antara tokoh golongan tua dan golongan muda.


2. Peristiwa Rengasdengklok.


Berita peristiwa pemboman kota Hirosima di tanggal 6 Agustus 1945 serta Nagasaki di tanggal 9 Agustus 1945, disusul jepang menyerahkan diri kepada sekutu di tanggal 14 Agustus 1945, meskipun berita tersebut di tutupi, di akhirnya hingga juga kepada telinga di pemuda melalui siaran radio BBC di Bandung. Hal ini memperkuat tekada dan semangat para pemuda untuk cepat bergerak memproklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia.


Setelah mendengar kekalahan Jepang tersebut, tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul diruang belakang gedung Bakteriologi, Jalan Pegangsaan Timur no.13, Jakarta, dibawah pimpinan Chaerul Saleh. Pertemuan
ini membahas kekalahan Jepang dan persiapan proklamasi kemerdekaan
Indonesia. Hasil keputusannya merupakan bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan
masalah bangsa Indonesia sendiri yang tak Bisa digantungkan di
bangsa lain. Oleh Sebab itu proklamasi kemerdekaan wajib dilakukan oleh
bangsa Indonesia sendiri.


Para pemuda cepat mengirimkan utusan (Wikana dan Darwis) untuk cepat menghadap Ir. Soekarno dan Moh. Hatta supaya cepat menyampaikan hasil rapat tersebut. Namun kedua tokoh tersebut menolak gagasan para pemuda dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan mempunyai tugas untuk memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Selain itu, Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia dalam sidang PPKI di tangal 16 Agustus 1945.



Namun kedua tokoh ini menolak gagasan pemuda tersebut
dengan alasan Jepang masih bersenjata lengkap dan mempunyai tugas
memelihara status quo sebelum pasukan sekutu datang ke Indonesia. Selain
itu Soekarno-Hatta baru akan membicarakan masalah kemerdekaan Indonesia
dalam sidang PPKI tanggal 16 Agustus 1945.

Wikana
dan Darwis melaporkan hasil pembicaraan dengan Soekarno-Hatta kepada
para pemuda yang telah berkumpul di Asrama Menteng 31 di pukul 24.00
wib. Para pemuda tersebut antara lain Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, Surachmat, Johan Nur, Singgih, Mandani, Sutrisno, Sampun, Subadio, Kusnandar, Abdurrahman dan Dr. Muwardi. 

Setelah
para pemuda mendengar hasil laporan tersebut, para pemuda merasa kecewa
sehingga suasana rapat menjadi panas. Akhirnya diputuskan perlunya
untuk mengamankan Soekarno-Hatta keluar kota yang jauh dari pengaruh
Jepang. Persoalan Soekarno-Hatta selanjutnya diserahkan kepada Syudanco Singgih dan kawan-kawan dari Peta Jakarta.

Dalam melaksanakan tugasnya, Syudanco Singgih didampingi Sukarni dan Yusuf Kunto. Menurut Singgih Soekarno-Hatta akan dibawa ke Rengasdengklok sebagai tempat untuk mengamankan Soekarno-Hatta dengan alasan:
  


1. Rengasdengklok dilatar belakangi Bahari Jawa, sehingga bila ada Agresi dari tentara Jepang Bisa cepat pergi melalui Bahari. 


2. Didaerah
sekitar Rengasdengklok, di Purwakarta, Cilamaya (barat), Kedung Gedeh
(selatan), dan Bekasi (Timur) telah siap pasukan Peta untuk menjaga
segala kemungkinan.

Setelah
rapat selesai, dengan mengendarai mobil, Singgih bersama Sutrisno,
Sampun dan Surachmat menuju rumah Ir. Soekarno dan menjemput Moh. Hatta
untuk membawa mereka beserta keluarga ke Rengasdengklok.

Setelah
hingga di rengasdengklok, Soekarno-Hatta tetap tak bersedia
menyatakan kemerdekaan sebelum ada surat pernyataan resmi menyerah dari
Jepang. Namun ditengah perdebatan itu, Ahmad Subarjo
muncul dan memberitahukan kepada Soekarno-Hatta bahwa Jepang memang
telah menyerah kepada sekutu. Mendengar kabar itu, Soekarno-Hatta
akhirnya bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Selanjutnya,
diadakan perundingan dengan kelompok pemuda dan Ahmad Subarjo
membagikan Agunan kepada para pemuda bahwa Soekarno-Hatta akan
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di
Jakarta. Setelah tercapai, di sore harinya Soekarno-Hatta kembali ke
Jakarta bersama Ahmad Subarjo dan Sudiro. 

3. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 

Sekitar
pukul 02.00 wib dini hari, soekarno-Hatta tiba di Jakarta. Atas usaha
Ahmad Subarjo diperoleh suatu tempat, yaitu dirumah Laksamana Muda Tadashi Maeda, seorang perwira Jepang dengan jabatan Wakil Komandan Angkatan Bahari Jepang di Jakarta. Rumah tersebut terletak dijalan Imam Bonjol No.1 Jakarta Pusat. Tempat tersebut dianggap sebagai tempat paling aman dari ancaman pemerintah militer.

Sebelum Soekarno-Hatta merumuskan teks Proklamasi, ia menghadap dulu Jendral Nishimura
yang menyatakan bahwa Jepang tetap akan mempertahankan kekuasaannya di
Indonesia. Soekarno-Hatta akhirnya memutuskan untuk memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia tanpa campur tangan Jepang. Mereka setelah itu menuju
rumah laksamana Muda Tadashi Maeda. Disana ternyata telah berkumpul
para pemuda dan beberapa tokoh PPKI. saat para pemimpin nasional
sedang merumuskan teks proklamasi. Laksamana muda Tadashi Maeda
mengundurkan diri dan pergi keruang tidurnya. Sementara itu datang orang
kepercayaan Nishimura, yaitu Miyosi bersama Sukarni, Sudiro dan B.M.
Diah menyaksikan Soekarno-Hatta dan ahmad Subarjo merumuskan naskah teks
proklamasi.

Setelah selesai dirumuskan, Ir. Soekarno membacakan naskah teks proklamasi dihadapan hadirin. Moh. Hatta menyarankan supaya semua yang hadir menandatanganinya. Namun, usul ini ditentang golongan muda. Sukarni setelah itu mengusulkan supaya naskah tersebut hanya ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul tersebut diterima oleh semua pihak. Ir Soekarno setelah itu meminta Sayuti Melik untuk mengetiknya.

Setelah diketik naskah teks Proklamasi menjalani beberapa perbaikan, yaitu mengubah Perkataan ’tempoh’ menjadi ’tempo’, ’wakil bangsa Indonesia’ menjadi ’atas nama bangsa Indonesia’, ’Djakarta 17-8-05’ menjadi ’Djakarta hari 17 boelan 8 tahoen 05’. Naskah yang telah diketik setelah itu ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.

Selanjutnya, Sukarni mengusulkan supaya naskah proklamasi kemerdekaan dibacakan didepan massa
di lapangan Ikada. Namun usul tersebut ditolak Sebab Ir. Soekarno
menganggap lapangan Ikada merupakan lokasi yang Bisa menimbulkan bentrokan
antara rakyat dan pihak militer Jepang. Ir. Soekarno setelah itu menyarankan dirumahnya di jalan Pegangsaan Timur no. 56 Jakarta. Saran ini disetujui semua pihak. 

4. Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

di
waktu fajar tanggal 17 Agustus 1945, para perumus teks proklamasi baru
keluar dari rumah laksamana Maeda. Beberapa jam berikutnya, mereka
berkumpul kembali dikediaman Soekarno untuk melaksanakan upacara
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Orang-orang setelah itu sibuk
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk upacara.

Sudiro,
Sekretaris Ir. Soekarno menugasi S. Suhud (Komandan pengawal rumah Bung
Karno dan pemimpin barisan pelopor) supaya menyiapkan tiang bendera dari
bambu. Bendera merah putih yang dijahit ibu Fatmawati
telah disiapkan. Pasukan PETA dibawah komandan Syudanco Latief
Hendraningrat dan Syudanco Abdurrahman, dengan senjata lengkap telah
berjaga disekitar rumah tersebut.

Menjelang
pukul 10.00, tokoh-tokoh nasional telah hadir ditempat upacara.
Diantaranya Dr. Buntaran, M. Sam Ratulangi, A.A. Maramis, Ki Hajar
Dewantara, K.H. Mas Mansyur, Mr. Sartono, S.K. Trumurti, M. Tabrani, Dr.
Muwardi, Sayuti Melik, A.G. Pringgodigdo, Pandu Kartawiguna dan para
tokoh pemuda.

Para hari Jum’at, bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945, tepat pukul 10.00 wib dilaksanakan upacara Proklamasi kemerdekaan indonesia dengan susunan acara : 

a. Pembacaan teks Proklamasi.
b. Pengibaran bendera merah putih.
c. Sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr. Muwardi. 

Dengan
suara yang mantap, Ir. Soerkarno menyampaikan pidato pendahuluan yang
singkat dilanjutkan dengan membacakan teks proklamasi kemerdekaan.

Setelah pembacaan proklamasi, Syudanco Latief Hendraningrat mengerek bendera merah putih diiringi lagu Indonesia raya oleh seluruh peserta upacara. Upacara
setelah itu ditutup dengan sambutan walikota Jakarta Suwirjo dan Dr.
Muwardi. Setelah itu para hadirin berpelukan dan setelah itu menyalami Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta. Dengan proklamasi kemerdekaan itu, berakhirlah
penjajahan Jepang di Indonesia selama kurang lebih 3,5 tahun.

0 Response to "Peristiwa Penting Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Yang wajib kalian Baca"

Post a Comment