Search This Blog

MASA PENDUDUKAN JEPANG hingga INDONESIA MERDEKA Yang wajib kalian Ketahui

tak di pungkiri kenyataanya ilmu itu luas sebelum membahas mengenai MASA PENDUDUKAN JEPANG hingga INDONESIA MERDEKA ini, kesimpulannya kita wajib belajar Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita wajib menjalankan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, supaya Bisa di keahlian tertentu yang kita inginkan, maka kita wajib mengikuti training yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai MASA PENDUDUKAN JEPANG hingga INDONESIA MERDEKA, Sekarang, Bisa disimpulkan bila hanya dengan belajar kita Bisa mengatasi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita membaca, akan mengubah diri kita, dari belum mengetahui, atau belum menguasai hal tertentu, supaya kita Bisa menyelesaikan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan membuat kita semakin mempunyai kemampuan.

MASA PENDUDUKAN JEPANG hingga INDONESIA MERDEKA






Masa
Pendudukan Jepang berlangsung dari tahun 1942-1945, diwarnai dengan
perubahan-perubahan yang penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
perubahan-perubahan itu terlihat nyata dalam bidang politik, ekonomi dan
sosial. di masa pendudukkan Jepang ini, dibentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang sangat penting artinya untuk perjuangan
bangsa Indonesia khususnya untuk mewujudkan kemerdekaan. Para tokoh pergerakan
yang sebelumnya aktif dalam masa awal dan masa radikal melanjutkan berkiprah
menuangkan gagasan-gagasannya untuk perbaikan nasib bangsanya dan setelah itu
sukses memproklamasikan kemerdekaan lepas dari pengaruh Jepang.






Untuk
mempelajari pelajaran-pelajaran selanjutnya, peserta sebaiknya memahami dan
mempelajari masa Pendudukan Jepang terlebih dahulu.




di tanggal
8 Desember 1941 Jepang yang menjadi sekutu Jerman, menyerang pangkalan armada
Amerika Serikat di Pearl Harbour (Pasifik). Sejak itu Perang Pasifik, yaitu
bagian Perang Dunia II di wilayah Pasifik dimulai. Sebulan sesudah itu Jepang
masuk dan menyerang Indonesia, mulai dari Tarakan (Kalimantan Timur), setelah itu
Sumatera dan dilanjutkan Pulau Jawa di dua minggu setelah itu.




Pemerintah Hindia Belanda memaklumkan perang di Jepang lima jam setelah
penyerbuan Pearl Harbour, akan tetapi pasukannya tak sebanding dengan pasukan
Jepang yang menyerbu Indonesia. Belanda hanya mempunyai 4 divisi sedangkan
Jepang menyerang dengan 6 hingga 8 divisi, sehingga tak mengherankan bila
Gubernur Jenderal Tjarda menyerah tanpa syarat di Jepang di Kalijati di 8
Maret 1942. Kekalahan itu ditanda tangani oleh Panglima tentara Hindia Belanda
Letnan Jenderal Ter Poorten, sedang pihak Jepang diwakili oleh Jenderal Hitosyi
Imamura.




Dengan
masuknya Jepang tak berarti Pergerakan Nasional Indonesia akan berhenti.
Gerakan Petisi seperti Wibowo dan Soetarjo yang muncul di tahun 1936-an tetap
menjadi landasan perjuangan kaum pergerakan di masa Jepang. Tujuan pergerakan
ini merupakan membagikan pemahaman supaya pemerintah militer Jepang Bisa lebih
memahami rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaannya.



Cita-cita
perjuangan telah tertanam di kaum pergerakan. Oleh sebab itu Pemerintah
Militer Jepang tak Bisa menghindari terbentuknya organisasi-organisasi
seperti PUSAT TENAGA RAKYAT (PUTERA), Pemuda Menteng, Perhimpunan Kebangkitan
Rakyat dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini di hakekatnya dimotori oleh
tokoh-tokoh seperti Ir. Soekarno. Ki Hajar Dewantara, KH Mas Mansur, Chairul
Saleh dan lain-lain.







Ir. Soekarno. Chairul Saleh Dkk



Munculnya tokoh-tokoh pergerakan Nasional merupakan konsekuensi dari usaha untuk
mensukseskan perang Asia Timur Raya. Itulah sebabnya tokoh pergerakan seperti Hatta,
Syahrir, Soekarno cepat dibebaskan dari tahanan. Soekarno dan Hatta setelah itu
bersama-sama membentuk organisasi Pusat Tenaga Rakyat ( PUTERA). Ternyata
kegiatan PUTERA semakin membahayakan kedudukan Jepang, Sebab itu organisasi
ini dibubarkan dan setelah itu diganti dengan Perhimpunan Kebangkitan Rakyat (Jawa
Hokokai). Selanjutnya bagus di desa-desa ataupun di kota juga dibentuk
organisasi-organisasi pemuda seperti SEINENDAN dan KEIBODAN. Kedua organisasi
ini dimaksudkan untuk membantu perang Jepang melawan Tentara Sekutu.




Gencarnya
pergerakan politik di awal pendudukan Jepang membuat pemerintah Jepang
melarang semua kegiatan politik. di tanggal 21 Maret 1942 dikeluarkan surat
keputusan untuk membubarkan semua organisasi yang bergerak di bidang politik.
Jepang hanya mengijinkan organisasi sosial seperti olah raga dan kesenian.
Organisasi politik dimungkinkan bila merupakan gerakan bersama untuk
kepentingan bangsa Asia seperti Gerakan 3 A.




Melalui
Gerakan 3 A Jepang memperkenalkan diri sebagai pembela Asia terhadap kekejaman
Imperialisme Barat. Gerakan ini bersemboyan Nippon pelindung Asia, Nippon
cahaya Asia dan Nippon pemimpin Asia. Gerakan ini tak memperoleh simpati dari
kaum pergerakan, apalagi dipimpin oleh seorang tokoh yang tak terkenal
seperti Mr. Syamsudin.




Perang
Pasifik merupakan babak baru untuk perjuangan untuk mencapai Indonesia merdeka.
di tanggal 16 Juni tahun 1943 Perdana Menteri Jepang Tojo membagikan
kebijakan baru untuk memperluas bidang pendidikan dan kebudayaan serta memberi
kesempatan untuk ikut serta di bidang pemerintahan. Realiasi ini terlihat
dengan dibentuknya badan-badan pertimbangan di daerah dan pusat. Pengangkatan
orang-orang Indonesia untuk menduduki jabatan tinggi mulai nampak. Di samping
itu orang-orang Indonesia mulai menjadi anggota badan penasehat di
badan-badan Pemerintahan Militer Jepang. Penempatan orang-orang pribumi di
jabatan pemerintahan di setiap keresidenan mulai nampak.




Dalam masa
pemerintahan Jepang di Indonesia, wilayah pemerintahannya dibagi atas tiga
bagian besar, pertama meliputi Jawa dan Madura dengan pusat pemerintahan di
Batavia. Wilayah ini di bawah kekuasaan pasukan Tentara XVI. Kedua Wilayah
Sumatera yang berpusat di Bukittinggi. Wilayah ini di bawah kekuasaan pasukan
Tentara XXV. Wilayah ketiga meliputi Irian Jaya, Maluku, Nusa Tenggara dan
Sulawesi yang berpusat di Makassar. Wilayah ini di bawah kekuasaan pasukan
Armada Selatan II.



Masa
pendudukan Jepang ini merupakan masa yang berat untuk orang-orang Indonesia.
Orang-orang Indonesia diwajibkan mengikuti peraturan Jepang yang sangat
memberatkan, seperti mengibarkan bendera Jepang, menyanyikan lagu kebangsaan
Jepang, menjalankan seikerei dan sebagainya. Rakyat juga dipaksa untuk membantu
Jepang untuk memperoleh kemenangan dalam perang Asia Timur Raya. Dengan jalan
menyerahkan hasil panen, menyerahkan perhiasan dan dipaksa untuk menjadi
romusha. Akibatnya kehidupan rakyat sangat memprihatinkan. Kehidupan ekonomi mereka
sangat merosot. Bahan kebutuhan sehari-hari sangat sulit didapat. Untuk
mendapatkannya rakyat wajib mengikuti antrian yang memakan waktu lama. Bahkan
tak jarang mereka tak kebagian, sehingga tenaga dan waktu terbuang percuma.







Keadaan Sulit Di Jaman Jepang



Menjelang
akhir tahun 1944 Jepang mendapat kekalahan dalam perang Pasifik. Akibatnya
Kabinet Tojo jatuh dan digantikan oleh Kabinet Jenderal Koiso. Dalam
kebijakannya kabinet Jenderal Koiso mengumumkan apa yang dikenal dengan janji
kemerdekaan Indonesia di kelak setelah itu hari. Berbagai daerah pangkalan tentara
Jepang dikuasai oleh Tentara Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat. Di
antaranya merupakan daerah Balikpapan. di bulan Maret 1945 Panglima Tentara di
Jakarta mengumumkan dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Jumbi Cosakai).




Badan baru ini bermaksud menyelidiki masalah tata pemerintahan, ekonomi,
politik dalam rangka pembentukan negara merdeka. Upacara peresmian dilakukan
di tanggal 28 Mei 1945 di Pejambon yang dihadiri oleh pejabat-pejabat tinggi
Jepang dan diikuti penaikan Bendera Merah Putih. Badan ini diketuai oleh dr.
Rajiman Widiodininggrat.




Dalam
sidangnya di tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 1945 badan ini telah melahirkan
konsep dasar-dasar negara. Badan penyelidik ini setelah itu dibubarkan dan
dibentuk badan baru Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).




Meskipun
kekalahan Jepang sangat dirahasiakan, akan tetapi berkat kecepatan para pemuda,
berita mengenai menyerahnya Jepang kepada Sekutu, hingga juga di
pemimpin-pemimpin Indonesia. di tanggal 16 Agustus 1945 bertempat di Asrama
Baperpi Cikini 71 Jakarta para pemuda dari berbagai kelompok mengadakan rapat
dibawah pimpinan Chaerul Saleh. Rapat memutuskan supaya kemerdekaan cepat
diproklamasikan oleh bangsa Indonesia sendiri. Para pemuda lalu mengirimkan
utusan kepada Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil putusan rapat
tersebut. Para pemuda juga minta supaya pengumuman mengenai kemerdekaan Indonesia
lepas dari segala ikatan dengan Jepang. Semula Soekarno-Hatta menolak usul para
utusan tadi dengan alasan bahwa mereka wajib berembug dulu dengan para pemimpin
lainnya serta wajib mendengarkan keterangan resmi mengenai penyerahan Jepang.
Utusan yang terdiri atas pemuda Darwis dan Wikana akhirnya kembali dan
menyampaikan hasil penolakan tersebut. Penolakan tersebut mempertajam perbedaan
pendapat yang telah ada antara golongan tua dan golongan muda. Golongan muda
mendesak supaya proklamasi cepat dilaksanakan keesokan harinya tanggal 16
Agustus 1945, sedang golongan tua masih menekankan perlunya rapat dengan PPKI
terlebih dahulu.




Adanya
perbedaan pendapat itu mendorong golongan pemuda untuk membawa Bung Karno dan
Bung Hatta ke luar kota, dengan tujuan untuk menjauhkan mereka dari segala
pengaruh Jepang. Demikianlah di tanggal 16 Agustus 1945 pukul 4.30 para
pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok kota kecil di
sebelah timur Jakarta.




Sementara
itu di Jakarta tercapai kesepakatan antara golongan tua dan golongan muda bahwa
Proklamasi Kemerdekaan wajib dilaksanakan di Jakarta. Mr. Ahmad Subardjo
memberi Agunan bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan di tanggal 17
Agustus 1945. Atas Agunan itu Bung Karno dan Bung Hatta dibawa kembali ke
Jakarta. Sesampainya di Jakarta Bung Karno dan Bung Hatta langsung menuju rumah
Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol Noomor 1 Di rumah inilah naskah proklamasi
disusun dan rumusannya sukses diselesaikan di menjelang subuh tanggal 17
Agustus 1945.








Pembacaan Tex Proklamasi di Tanggal 17 Agustus
1945




di pukul
10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumah kediaman Bung Karno Jalan
Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jalan Proklamasi) naskah proklamasi tersebut
diumumkan oleh Soekarno-Hatta dihadiri pemimpin-pemimpin bangsa dan berbagai
kalangan pemuda. Sejak itulah Indonesia memasuki alam kemerdekaan.




Kemerdekaan
yang telah dicapai itu wajib dibela dan dipertahankan. Pemuda-pemuda Indonesia
tampil ke depan dan mengambil tindakan-tindakan yang nyata, antara lain:













a. Berita
proklamasi dikumandangkan ke seluruh tanah air dan segenap penjuru dunia oleh
pemuda - pemuda   yang bekerja di kantor berita PTT serta
instansi-instansi lain.



b.
Pemuda-pemuda yang bekerja di jawatan-jawatan mengambil alih jawatan dari
tangan Jepang dengan atau tanpa kekerasan.




c. Untuk
menjaga keamanan, pemerintah mula-mula membentuk BKR (BadanKeamanan Rakyat)
di 22 Agustus 1945. setelah itu para pemuda bekas anggota PETA, HEIHO, dan KNIL
mengajukan usul di pemerintah untuk membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
dan TKR dibentuk tanggal 5 Oktober 1945.




TKR setelah itu
diganti menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) bulan Januari 1946.
Selanjutnya di 3 Juni1947, TRI diganti lagi menjadi Tentara Nasional
Indonesia (TNI).




d. Milik
pemerintah Jepang seperti gedung, mobil dan lain-lain dinyatakan milik RI.




e.
Slogan-slogan dan semboyan-semboyan perjuangan ditempelkan atau dicat di
tembok dan dinding-dinding kereta api.




Pihak Jepang
di Indonesia sejak semula tak mau mengakui adanya Republik Indonesia. dengan cara
resmi Jepang ditugaskan untuk menjaga keamanan hingga tentara sekutu tiba dan
diperintahkan supaya tak mengubah keadaan yang ada.








0 Response to "MASA PENDUDUKAN JEPANG hingga INDONESIA MERDEKA Yang wajib kalian Ketahui"

Post a Comment